Patah Hati Bukan Akhir Dunia

Rain came pouring down when I was drowning
That's when I could finally breathe
And by morning gone was any trace of you
I think I'm finally clean
(Clean, Album 1989) 

Oh, Taylor..
Setiap aku mendengar lagu-lagumu, selalu mengingatkanku tentang dia ~

Wait.. Move-on, move-on!!

***

Setelah berjuang melawan masa-masa kalut, dan sekarang aku tau harus bagaimana membangun kembali tembok yang sudah roboh. Sedikit demi sedikit. Walau semen yang digunakan masih terlalu tipis, sehingga masih mudah untuk hancur kembali. Tapi aku mencoba untuk menguatkannya dengan besi-besi penyangga. Sehingga jika tembok itu diterpa benturan apapun masih tetap berdiri tegak, walau suatu saat akan hancur kembali. Tapi aku berharap di saat itu, keadaan sudah berubah lebih baik sehingga tembok yang sudah roboh pun masih menampakkan besi-besi penyangganya yang tetap berdiri kokoh dan siap untuk dibangun kembali dengan semen yang lebih tebal.

Begitu pun hati.

Kepada seseorang yang sedang dalam masa 'move-on', yuk bangun lagi dinding kita kuat-kuat. Jangan biarkan hantaman kecil meremukkan semuanya. Padahal mah diri sendirinya... eh jangan!

Menangis boleh, ga ada yang melarang kok. Tapi ada saatnya itu harus berhenti. Hidup kita bukan hanya untuk seseorang, tapi ada Sesuatu yang lebih besar yang butuh keadilan hati kita. Karena pada dasarnya Dia yang udah ngatur semuanya, atau bahkan mungkin Dia mengingatkan kepada kita bahwa cinta yang abadi hanya milik-Nya bukan makhluk ciptaan-Nya.

Kepada seseorang yang bahkan belum beranjak dari masa gelap, pikirkan udah seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk memikirkannya? Mungkin sekarang kamu sedang mengingat-ingat. Ya, aku memang pernah bodoh untuk seseorang. Tapi kebodohan itu ga cuma-cuma. Jadikan pembelajaran untuk kita ke depannya bahwa mencintai seseorang terlalu dalam itu selalu harus menanggung resiko. Maka dari itu kita harus berhati-hati untuk menentukan siapa orang berikutnya, yang semoga akan tertaut selalu hingga 'halal'.

Namun jangan pernah membohongi diri sendiri.
Kamu harus jujur dengan hatimu.

Semuanya bukan tentang melupakan, tapi tentang bagaimana kita bisa menerima kenyataan pahit yang terjadi dalam hidup kita. Karena aku tau, kenangan apapun tidak akan terhapus dalam ingatan kita jika memang sudah waktunya untuk terhapus. Apalagi jika kita memaksa ingatan itu hilang, semakin sulit pula untuk terhapus. Aku mencoba menerapkannya dalam diriku, aku tau bahwa aku tidak akan bisa melupakannya. Tapi aku mencoba untuk membangun tembok itu untuk merasa 'biasa saja' dengan rasa sakit. Aku mencoba membahagiakan diri sendiri, bukan malah berlari dari kenyataan. Aku masih mengingatnya bahkan namanya masih ada dalam doaku, tapi aku tetap pada pendirianku. Move-on bukan soal melupakan dan membenci, tetap kirimkan doa terbaik untuknya. Hingga tiap kali aku mengingatnya, aku merasa 'biasa saja'.

Iya, aku masih memendam rasa itu tapi ~ aku sadar akan keadaan dan aku yang sekarang baik-baik saja. Aku yakin, keputusan Allah selalu yang terbaik.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Everything Happens For A Reason

About Me.

All Too Well ~