Blue Sky Collapse.

Gatau kenapa suka banget sama malam.
Keheningannya, ketentramannya, keindahannya.

Gatau segimana besar dan segimana dalem menganggap kalo malam itu sahabat sejati.
Malam akan selalu hadir disaat yang lainnya terlelap.
Konyol sih, tapi ~
I can relate it.

Hal lainnya yang menjadi faktor kenapa gue suka malam adalah ketika semua keluarga berkumpul pada malam hari. Melepas peluh, bercanda gurau, lepas dari beban-beban dunia. Orang-orang yang kamu sayangi, yang hanya bisa kamu liat formasi lengkapnya saat matahari terbenam. Malam adalah kebahagiaan sederhana.

Dan ketika semua orang terlelap, suasananya dan keindahan langit terasa nyata. Hening, hanya ada bunyi jangkring sesekali. Bahkan bunyi kipas angin yang memenuhi pendengaran dan seisi ruangan.

And as an introvert, gue selalu overthinking pas malam hari.
Kalo di novel-novel mah, ditemani kopi dan lagu ballad. Perpaduan yang cocok, apalagi kalo hujan.
I like coffee so much, tapi engga sering minum kopi. Gue suka rasa kopi, aromanya, maknanya tapi ga membiasakan diri minum kopi. Karena reaksi tubuh gue yang over kalo abis minum kopi, ya bakal sering bolak-balik wc lah karena kopi emang sifatnya diuretik, ya perut sakit lah kalo ini mungkin karena asam lambung naik, ya jantung debar-debar lah karena kandungan kafeinnya. But actually, kopi tuh punya segudang manfaat baik buat tubuh. Cuma ga banyak orang bisa bertahan sama efek awalnya.

Oke, balik lagi sama bahasan malam.
Malam ini, gue lagi inget lagu 'blue sky collapse'.
Awal tau lagu ini, karena postingan di blognya gitasav. Langsung search lagunya, dan jatuh cinta.
Banyak kenangan lama yang hadir kembali tiap kali gue denger lagu ini.
Bukan soal cinta, tapi sebuah perjuangan dan sebagian diri gue yang hilang.

Diri gue yang dulu bisa puitis, yang masih punya keinginan besar buat jadi penulis. Tapi sekarang, see? I'm lost. People changed. And I changed.
Mimpi besar gue seakan udah mulai hilang. Bukannya gue menyerah, bukan. Tapi Allah lebih seneng kalo mimpi besar gue diganti dengan yang lebih baik.

Obsesi berat gue dengan dunia sastra kian memudar. Termakan sama proses pendewasaan. Ya, ga ada yang ga mungkin kalo gue bisa nerbitin buku suatu saat nanti. Tapi, mungkiiiin temanya 100% berbeda dari gue masih remaja atau dewasa awal kaya sekarang. Roda selalu berputar.

Bahasannya kemana-mana ya..
Sekarang jam 2.20 pagi btw. And I can't sleep.

Balik lagi ke malam, teman renungan sejati.
Suasananya, keheningannya, membuat otak berpikir lebih keras.
Dan terkadang malah jadi teman nostalgia.
To be honest, gue suka kenangan-kenangan lama. Old vibes are too good to remember, right?

Ketika gue kecil, gue sering nangis sendiri kalo mau tidur. Takut, kalo besoknya mata gue ga bisa kebuka lagi. Gue takut kalo itu tidur terakhir gue, malam terakhir gue di dunia. Sampe gue ketiduran saking capenya nangis. Kenapa bisa orang ga takut sama kematian?

Gue pernah liat video opini orang bule gitu tentang kehidupan setelah kematian.
Dan jawabannya agak bikin kaget sih. Padahal mereka ngaku 'beragama', ya itu protestan atau apa ~
Tapi jawaban mereka, nganggep ga ada apa-apa. Cuma ada hal-hal baik yang engga mereka tau, tapi bakal terjadi. Mereka ga percaya neraka. Mereka percaya setelah kematian cuma ada hal baik.
Ya seharusnya gue mendengar itu biasa aja. Karena toh agama itu bukan suatu hal yang penting buat orang barat. Walau bukan cuma 'orang barat' xD
That's why kasus bunuh diri di Jepang tinggi banget.
Kalo ngomong-ngomongin soal Jepang, pasti ga asing sama suicide forestnya yang terkenal.
Ini lagi hype banget sih gara-gara kasusnya Logan Paul.
Gue gatau sih kenapa gue selalu tertarik sama kasus-kasus bunuh diri/pembunuhan. Gue penakut, tapi juga penasaran. Itu alasan kenapa gue suka nontonin serial netflix, 13 reasons why.

Yah, makin kemana-mana bahasannya. Beneran absurd tingkat dewa.

Intinya..
Malam ngasih semua pelajaran yang ga pernah terpikirkan oleh otak gue. *udahganyambung* *bodoamat*
Tapi terkadang ngasih perih juga yang ga pernah terpikirkan bakal sedalem itu.
Everytime I remember someone, and it hurts me so deeply. *baper*
Sepanjang malam gue bakal kebanjiran air mata, dan paginya langsung demam dan flu.
Sekarang hal itu bukan prioritas lagi.
Udah bukan masalah. Udah bukan kebiasaan.
Dan udah terlalu basi.

Yang ada diotak gue sekarang adalah menjadi lebih baik, lebih lagi dan lebih lagi.
Memantaskan diri. Ngejer cinta Allah dulu.

Jadi bener kan? Semua ada masanya. Gue bakal ada dititik jenuh. Jenuh sama semua hal udah gue lakuin selama ini. I think, it's time I'll say goodbye. The last goodbye.
Oke itu penutupnya dari renungan overnight ini.

Itulah malam.
Kadang manis, kadang indah, dan kadang juga menyakitkan.
Terlalu banyak hal yang harus kita renungkan sebelum kita terlelap.
Whatever you are, be a good one.


- When the big blue sky collapse -
- Adhitia Sofyan -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Everything Happens For A Reason

About Me.

All Too Well ~