Dear, myself

Suatu hari, diriku yang sekarang sedang berselancar di YouTube randomly. Dan menemukan sebuah video yang mengubah mindsetku sampai ke akar-akarnya.

Begini, dalam video tersebuat mba Marissa Anita bilang kalo setiap manusia punya anak dalam dirinya atau yang biasa disebut inner child yang berdampak pada cara dirinya melihat dan berinteraksi dengan dirinya sendiri dan orang lain, maupun pengambilan keputusan dalam hidup. Terlebih bila dia punya trauma masa kecil yang begitu melekat hingga dewasa.

Sesaat kemudian, Aku langsung berpikir kenapa diriku yang sekarang susah sekali menerima keadaan dan merasa selalu mementingkan ego sendiri tanpa mengutamakan kepentingan orang lain. Dan tentu saja Aku tau persis jawabannya, yaitu merasa tersetir oleh orang terdekat sejak kecil juga merasa tidak terlalu dipentingkan.

Sejak dulu, Aku punya pikiran yang terus berkecamuk dalam otak yang mana terasa sangat berkaitan dengan kehidupanku dimasa sekarang. Krisis kepercayaan diri, susah untuk mencintai bidang yang digeluti bertahun-tahun, kekhawatiran berlebih terhadap sesuatu yang selalu mengganjal, serta cara menilai orang.

Memang, Aku akan selalu belajar untuk menjadi lebih baik. Aku belajar banyak hal selama jauh merantau untuk berkuliah. Bukan hanya tentang cara bertahan di lingkungan asing, tapi juga menemukan karakter-karakter dan masalah lain yang belum pernah Aku temui. Belajar menyelesaikan masalah-masalah tanpa campur tangan orang tua lagi dalam beberapa hal. Tapi rupanya seakarang Aku terlalu beku untuk bisa struggle seperti dulu lagi.

Anak dalam diriku menekankan pemikiran seperti 'dulu lu susah payah buat orang lain bahagia dengan mengikuti kemauan mereka, sekarang lu berhak lebih mementingkan diri lu sendiri'. Engga ada yang salah memang, tapi terkadang Aku masih plin-plan untuk memilih jalan hidup. Masih takut mengecewakan orang lain, juga masih takut dikecewakan orang lain.

Tapi, sekarang Aku ingin berpesan kepada anak dalam diriku bahwa "it's okay dear, kamu boleh lelah, kecewa dan tertekan dimasa lalu. Namun, kita ada dimasa sekarang yang sedang terjebak dalam situasi penting untuk menentukan diriku dimasa depan. Kamu tidak boleh terus-terusan menyalahkan orang lain atas dirimu yang sekarang. Mari kita sama-sama lagi berbahagia, membangun istana kita dengan keindahan yang kita punya, dengan berdamai dengan keadaan."

https://tinybuddha.com/blog/how-i-learned-to-trust-others-by-learning-to-trust-myself/

Jujur, Aku merasa lega setelah Aku bisa mengatakannya. Menerima dan berdamai dengan keadaan memang tidak mudah, tapi kekecewaan tidak dapat selamanya kita bawa sampai mati. Sekarang saatnya kamu memaafkan orang-orang yang terlibat dengan masa lalumu.

Terakhir, Ku katakan pada anak dalam diriku 'kamu menakjubkan. terimakasih dear :)'

Video terkait dibawah ini:


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Everything Happens For A Reason

About Me.

All Too Well ~