Always Coming Back

Postingan ini gue dedikasikan untuk salah satu penyemangat gue sejak awal tahun lalu, yap One Ok Rock (OOR). Bakal banyak sanjungan gue buat mereka kali ini.

Oke, kenapa gue suka mereka? Gimana gue bisa kenal band yang kayanya ga masuk selera gue? Sebelum cerita panjang lebar, gue mau ngomongin profil masing-masing membernya dulu. 

Si Vokalis, Takahiro Moriuchi. Gue ga abis pikir sih bakal sebucin itu sama ini orang. Taka ini masuk salah satu penyanyi yang berpengaruh di musik rock, menurut majalah luar Jepang. Vokal nya gausah diraguin lagi, dia bisa nyanyi genre apapun. Range vokalnya termasuk high, kata dia tiap dia ngomong juga nadanya selalu di atas ga bisa rendah. Emang bawaan lahir. Orangtua Taka adalah penyanyi yang naik daun juga pada masanya. Babehnya Shinichi Mori, emaknya Masako Mori. Dan waktu Taka lahir ini udah kaya anak bangsawan, pernah liat berita kate middleton waktu baru keluar dari tempat persalinan? Nah, iya begitu. Banyak awak media yg motret, dan Taka digendong emaknya ditengah-tengah wartawan. Taka ini punya dua adek, yang salah satunya penyanyi band rock juga. Satunya lagi kerja di perusahaan TV gitu. Bisa dibilang keluarga nya Taka ini penuh talenta lah. Tapi, Taka ini di usia remajanya malah milih kabur dari rumah sampe katanya penyebab utama cerainya kedua orangtua doi. Dia sampe banyak bikin lagu tentang keluarganya.

Si Gitaris sekaligus bang Leader, Toru Yamashita. Toru awalnya ga bisa main alat musik. Dia sempat masuk grup dance hip-hop dan jadi aktor pembantu di film. Setelah itu, akhirnya dia dengan ambisius ingin ngebentuk band. Toru punya satu kaka cowo, keluarga nya ga pernah disorot jadi minim info. Style pakaian Taka sama Toru ini satu selera. Funfact, waktu Toru mau ngerekrut Taka jadi vokalisnya, Toru selalu ngikutin jadwal manggung nya Taka sampe dia jadi stalkernya. Akhirnya dengan bujukan maut Toru, Taka dateng juga di latihan band nya Toru. Awalnya lead guitar nya OOR bukan Toru, tapi Alex. Di tahun 2009 Alex kena kasus pelecehan seksual, akhirnya dia ngundurin diri dari band. Dan sekarang Toru yang megang alih. Di beberapa lagu OOR, Toru grown, rap, scream, dan dia juga jadi backing vocalnya Taka. 

Si bassis, Ryota Kohama. Ryota sama Toru ini sebenernya udah sahabatan dari kecil, dan mereka juga masuk ke grup dance hip-hop yang sama. Orang yang pertama kali nyuruh Ryota belajar bass adalah Toru. Kek enteng bgt, "Ryo, gue mau bikin band. Lu belajar bass ya. Sebulan kudu jago lu". Gitu kali ya ngomongnya. Ryota itu sebenernya anggota termuda OOR, tapi yang pertama nikah duluan. Doi adik iparnya Avril Lavigne, funfact. Kalo dipanggung doi seringnya ga pake baju katanya jadi lebih lepas. Bapak anak satu ini yang paling jarang aktif di sosmed. Doi bisa main berbagai alat musik. Bass, gitar, gitar akustik, piano, cello dan yang terakhir dia baru belajar double bass. Cmiiw 😉 Doi juga jadi backing vocalnya Taka. 

Si drummer, Tomoya Kanki. Background nya Tomoya, doi sempet ngajar musik, main perkusi dan drummer di band sebelum OOR. Tomoya adalah member yang paling terakhir masuk band, dia sebenernya bukan official member karena ngegantiin member sebelumnya yang keluar. Doi direkrut OOR tahun 2006. Dan dijadiin official, setelah debutnya mereka di tahun 2007. Gebukan drumnya Tomoya ini mantep bgt. Oiya doi juga bisa maen alat musik selain drum misalnya cajon, piano, bellyra, yang lainnya gue gatau lagi namanya. Tomoya punya tiga anak. 

---

One Ok Rock ini dibentuk dari mereka masih remaja, makanya band ini terbilang cukup tua karena ya udah 16 tahun. Tapi yang buat gue bangga bisa kenal band ini adalah dedikasi mereka buat musik yang keren dan mereka berkembang dengan sendirinya. Dikenal banyak orang, dan bisa kenal sama orang-orang hebat lainnya yang ngebantu produksi musik mereka sampe sekarang. Ambisi mereka biar musik atau musisi Jepang lebih dikenal dikancah Internasional.

Yap, bener aja keberuntungan dan kesempatan itu turun ke mereka. Setelah cukup dikenal di Jepang, mereka dapat tawaran ngisi soundtrack film Live Action yang animenya terkenal bgt. Akhirnya, Taka mulai nulis dan buat lagu dengan judul The Beginning. Dengan lagu tsb, OOR mulai dikenal diluar Jepang. Mereka juga sempet ikut festival konser gitu di Amrik setelahnya, dan mulai touring sama band-band rock Amrik lainnya.

Mereka mulai kerjasama sama pihak luar Jepang. Di album ketujuhnya (35xxxv) mereka ngeluarin dua versi album, Japanese dan Internasional version. Makin naik daun lah mereka. Di album internasional nya, mereka collab dengan Kellin Quinn (Sleeping with Sirens) dan Tyler Carter (Issues). Setelah penjualan album di luar Jepang sukses, mereka segera balik bikin lagu selesai touring. Impian Taka terwujud, mereka direkrut label impiannya Taka yaitu Fueled By Ramen. Tapi, dialbum berikutnya hampir semua lagu berbahasa inggris. Udah mah, album sebelumnya juga udah mulai berkurang bahasa Jepangnya dan ini makin dikit. Keluarlah album Ambitions dengan dua versi, Jepang dan Internasional. Dengan artis kolaborasi yang lebih gokil yaitu Avril Lavigne & 5SOS.

Karir mereka kek roket, fans mereka ada diseluruh dunia. Touring terus-terusan. Waktu era 35xxxv ada konser 35xxxv tour dan Nagisaen, di era Ambition banyak konser gedenya juga. Kek Ambitions tour, Orchestra tour, Japan Dome Tour. Cmiiw ya 

Ditengah-tengah touring, Taka nulis lagu buat album selanjutnya. Album yang menimbulkan banyak kritikan, karena terlalu pop. Gue juga sebenernya ga terlalu suka sih sama album ini, cuma ya hargai aja lah. Dengerin mah dengerin. Taka bilang, mereka tuh gamau stuck di musik yang gitu-gitu aja. Mereka mau coba banyak hal, ya alasan itu kenapa bisa munculnya album OOR yang genrenya beda-beda. Dan ya apa salahnya nyoba musik mainstream buat nge-reach lebih banyak pendengar.

Akhirnya, mereka jadi guest star nya Ed Sheeran dan ikut Asian tour-nya Ed. Ditahun 2020 karena covid, tour mereka sendiri di pending entah sampai kapan. Mereka sempat bingung dan ga terbiasa tanpa aktivitas pekerjaan. Jeng jeng jeng, dibulan oktober mereka ngadain konser online dan yang streaming sampe jutaan dong. Ditahun 2021, mereka mulai ngeluarin single baru sebagai soundtrack juga di film yang sama diawal ketenaran mereka dikancah Internasional, yaitu Rurouni Kenshin. Isu yang dibahas ga main-main, tentang rasisme. Single kedua keluar, mereka ngumumin konser online berikutnya. Bertajuk Day to Night Accoustic Session, OOR buka utk real penonton yang tiap konsernya cuma terbatas 150 orang aja. Dilakukan selama tiga hari berturut-turut, selama 7x ngonser. Mantaaap! Dan konser online dibuka tgl 31 juli kemaren.

Bisa bayangin lah, gimana semangatnya mereka buat ngehibur fans nya dan ambisi mereka buat melebarkan sayap. Gue bangga banget. Walau gue fan kere, tapi gue yakin suatu saat gue bisa dateng ke konsernya mereka. Secinta itu? Ya jelas.

Sini gue kasih tau. OOR terkenal dengan live performance-nya, entah dipanggung kecil maupun super arena mereka selalu menggila dan all out. Suara stabilnya Taka kalo nyanyi, walau doi lari kesana kemari, lari sambil loncat terus teriak-teriak, tiap note nya tetep nyampe. Gue ga boong. Seajaib itu kan Taka. Dan bukan cuma Taka yang ga bisa anteng kalo dipanggung, semua member. Yojiro dari Radwimps pernah bilang, itu hal yang ga semua band punya. Energi mereka diatas panggung, kek ga ada abisnya.

The Beginning (Mighty Long Fall 2014 at Yokohama Arena)


Ditambah penonton Jepang ini emang asik bgt sih. Keknya bukan cuma fans nya OOR doang, tapi emang budaya mereka menikmati konser ya seperti itu. Bar-bar boleh, buktinya konser mereka di Nagisaen itu vibe penontonnya gila bgt. Mungkin kalo ada kesempatan gue milih buat nonton konser OOR yang kaya gimana, gue bakal pilih Day To Night kemaren sih. Terlebih karena gue insecure parah kalo ngeliat banyak orang, dan 150 orang dengan theater gitu liat mereka jadi lebih eksklusif aja gitu.

Terus kita ngomongin soal pronounce b.Inggris Taka ditiap lagu itu lucu dan bagus. Ya karena bukan bahasa ibu doi juga, jadi ada lah cadel-cadel nya. Tapi so far, bagus sih pengucapannya jelas dan ga yg ke-jepang-an bgt.

Aransemen musik mereka selalu berwarna tiap kali bawain lagu. Beda dari versi studionya, banyak improvisasi nya dari musik sampe vocalnya. Kalo mau bukti, coba dengerin studio jam sessionnya mereka. Kacau sih, bisa semenarik itu.

Taking Off


Jujur aja, selama setahun penuh gue sama sekali ga dengerin musik lain selain dari OOR. Tapi ketika gue membuka pintu lagi, ujung-ujungnya musik mereka ini yang gue puter. Kenapa? Karena ketika gue dengerin lagu galau mereka pun gue ga ngerasa galau, yang ada gue menikmati musiknya aja. Lebih ke gue udah ga mau galau-galau kek bocah lagi, dan yap musik mereka ini yang ngebawa suasana hati gue jadi lebih baik tiap kali gue down.

Hampir tiap hari belakangan ini, gue selalu muterin video orang-orang ngereaksi musiknya OOR. Entahlah kurang kerjaan memang, tapi kek seneng ajaa. Tau mereka bisa nemuin band sehebat OOR dan nge-feel apa yang gue rasakan. Iya memang gue tau, masih banyak band yang jauh lebih bagus dari OOR tapi ini kan masalah selera bukan?

Dan kehebatan lain yang OOR miliki adalah bisa loncat genre satu ke genre yang lain. Sebenernya udah lama gue sadari, tapi setelah nonton Day to Night ini gue makin amazed aja. Deeper deeper dibawain jazz dong. Media di Jepang aja sampe bilang OOR nih kek 'Monster Live', apapun lagunya dibabat habis. Dan suaranya Taka ini emang berkah dari Sang Pencipta. Kalo emang suara dia manusia, pengen gue nikahin dan hidup bahagia 😩 kek ya Allah, gue tuh lemah bgt tiap kali denger Taka nyanyi. Gue sayang bgt suaranya, tapi kalo bisa dapetin orangnya juga mau sujud syukur.

Kenapa gue ngehalunya ketinggian sih? Sadar dong, hey.

Mungkin postingan ini ditutup sampe sini aja, karena kalo gue bahas OOR ga bakal ada kelarnya. Arigatou buat yang udah baca sampe akhir, semoga kalian juga bisa menemukan Muse kalian sendiri buat pengalihan hidup yang berat ini.

Matanee ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Everything Happens For A Reason

About Me.

All Too Well ~