Hilang
Oleh Nawang Nidlo Titisari
Dituntut Tuntas
Kata-kata adalah 'berdiri sendiri' yang dirangkai tegas. Membutuhkan jarak, tanda baca, dan harus jelas. Sedangkan kita, dua nyawa yang awalnya lugas, dipaksa harus tuntas.
Semudah itu dulu kamu bilang aku satu-satunya. Semudah itu kemudian kamu meninggalkan tanpa beban di kepala. Selamanya aku akan ingat ini semua. Bahwa terkadang, yang memulai justru yang lebih dulu ingin selesai.
Aku Perempuan Biasa
Aku perempuan biasa. Perempuan yang perasa. Punya mata, hati, dan telinga. Mengerti bahwa ada sesuatu yang salah, tapi entah apa. Indraku lengkap dan berfungsi, otak saja yang barangkali kehilangan akalnya.
Dua Anak Kecil
Barangkali kita adalah dua anak kecil yang selalu penasaran dan ingin tahu. Yang memaksakan diri untuk menyatu. Bedanya, dulu kita ingin tahu bagaimana memenuhi ruang-ruang hati yang akan kita tempati. Kini kita ingin tahu bagaimana rasanya melepaskan pelukan dan kembali berjalan sendiri-sendiri.
Nada yang Telah Sumbang
Kita pernah sedekat nadi, sebelum sejauh matahari. Kita pernah sehangat setengah gelas kopi, sebelum sedingin pagi. Kita pernah saling peduli, sebelum kamu berlari. Kita pernah saling menjaga, cemburu, dan merindui. Kita pernah saling memperjuangkan, memperhatikan, dan menemani. Kita pernah saling cinta, saling belajar mengasihi. Hingga kita menjadi dewasa untuk diri kita sendiri. Tapi semuanya hanya menjadi sesuatu yang pernah. Karena kini kita sudah tak bersama lagi.
Dituntut Tuntas
Kata-kata adalah 'berdiri sendiri' yang dirangkai tegas. Membutuhkan jarak, tanda baca, dan harus jelas. Sedangkan kita, dua nyawa yang awalnya lugas, dipaksa harus tuntas.
Semudah itu dulu kamu bilang aku satu-satunya. Semudah itu kemudian kamu meninggalkan tanpa beban di kepala. Selamanya aku akan ingat ini semua. Bahwa terkadang, yang memulai justru yang lebih dulu ingin selesai.
Aku Perempuan Biasa
Aku perempuan biasa. Perempuan yang perasa. Punya mata, hati, dan telinga. Mengerti bahwa ada sesuatu yang salah, tapi entah apa. Indraku lengkap dan berfungsi, otak saja yang barangkali kehilangan akalnya.
Dua Anak Kecil
Barangkali kita adalah dua anak kecil yang selalu penasaran dan ingin tahu. Yang memaksakan diri untuk menyatu. Bedanya, dulu kita ingin tahu bagaimana memenuhi ruang-ruang hati yang akan kita tempati. Kini kita ingin tahu bagaimana rasanya melepaskan pelukan dan kembali berjalan sendiri-sendiri.
Nada yang Telah Sumbang
Kita pernah sedekat nadi, sebelum sejauh matahari. Kita pernah sehangat setengah gelas kopi, sebelum sedingin pagi. Kita pernah saling peduli, sebelum kamu berlari. Kita pernah saling menjaga, cemburu, dan merindui. Kita pernah saling memperjuangkan, memperhatikan, dan menemani. Kita pernah saling cinta, saling belajar mengasihi. Hingga kita menjadi dewasa untuk diri kita sendiri. Tapi semuanya hanya menjadi sesuatu yang pernah. Karena kini kita sudah tak bersama lagi.
Komentar
Posting Komentar